Dasar-Dasar Ilmu Bahasa



DASAR-DASAR FONOLOGI
            Fonologi adalah bidang lingustik yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtunan bunyi-bunyi bahasa. Menurut hierarki satuan bunyi yang menjadi objek studinya mempelajari bunyi bahasa tampa memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai pembeda makna atau tidak. Fonemik adalah cabang setudi fonologi yang mempelajari dengan memparhatikan  fungsi bunyi sebagai pembeda makna.
Menurut urutan proses terjadinya bunyi bahasa fonetik dibagi menjadi tiga yaitu: fonemik artikulatoris, fonemik akustik dan fonemik auditoris. Fonemik artikulatoris disebut juga fonetik organis mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia berkerja dengan menghasilkan bunyi bahasa dan bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan. Fonetik akultik adalah mempelajari bunyi bahasa sebagai fenomena alam. Fonetik auditoris adalah mempelajari mekanisme penerimaan bunyi bahasa oleh telinga kita.
DASAR-DASAR MORFOLOGI
Morfologi adalah cabang lungistik yang mengidentifikasikan satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan dramatikal.f Dalam kajian morfologi dibicarakan seluk beluk morfem, morfem merupakan satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna.
Klasifikasi morfem
1.        Morfem bebas dan terikat
Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri dalam suatu tuturan yang berupa suatu kata. Contoh nya tuku, teka, lunga. Morfem terikat adalah morfem yang tidak bisa berdiri sendiri dalam tuturan tetapi dirangkaikan dengan satu atau lebih morfem yang lain menjadi satu kata. Contoh yang berupa imbuhan (–a, dak, -i)
2.        Morfem utuh dan morfem terbagi
Morfem kontinyu (utuh) adalah morfem yang terbentuk utuh sedangkan morfem diskontinyu (diskontinyu) adalah morfem yang bentuk nya terbagi.
3.         Morfem segmental dan morfem suprasegmental
Morfem segmental adalah morfem yang terbentuk oleh fonem-fonem segmental dan berupa bunyi. seperti morfem (turu, dhingi, sikat, dan di-). Morfem suprasegmental adalah morfem yang terbentuk oleh unsur-unsur supragmental, seperti tekanan, nada, durasi.
4.        Morfem beralomorf zero
Morfem beralomofr zero adalah morfem yang salah satu alomof nya tidak berwujud bunyi segmental maupun berupa prosodi (unsur surpagmental) melainkan berupa kekosongan.
5.        Morfem bermakna leksikal dan morfem tidak bermakna leksikal
Morfem bermkna leksikal adalah morfem-morfem yang secara inheren telah memiliki makna pada diri nya sendiri, tampa perlu proses dulu dengan morfem lain. Misalnya dalam bahasa jawa morfem seperti(jaran), (lungguh), (lunga), dan (abang). Morfem tidak bermakna leksikal yaitu morfem yang tidak mempunyai makna dan jika mempunyai maknapun harus di gabungkan dengan morfem lain, contoh (ke0, (di), (pa).

DASAR-DASAR SINTAKSIS
     Sintaksis adalah tata bahasa yang membasas hungan antara kata dalam tuturan.Salah satu tuturan adaalah kalimat. Kalimat adalah satuan yang merupakan satuan keseluruhan yang mempunyai intonasi tertentu.
1.Struktur sintaksis
 Masalah yang di bahas dalam struktur sintaksis adalah fungsi aintaksis, kategori sintaksis, peran sintaksis. Setruktur sintasis terdiri dari susunan subjek (S), predikat (P), keterangan (K).
2. Frase
 Frase lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau gabungan kata yang mengisi salaah satu fungsi sintaksis dalam kalimat. Frase di bedakan menjadi 4 jenis, yaitu (1) frase eksosentrik, (2) frase endosentrik, (3) fase kordinatif, (4) frase apositif.
3. Klausa
             Adalah  suatu sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi paradikmatif. Artinya di dalam kontruksi ada komponen berupa kata atau frase yang berfungsi sebagai predikat, dan yang lain berfungsi sebagai subjek, objek dan keterangan. Sebagai fungsi predikat yang harus ada dalam konstruksi klausa ini, fungsi subjek boleh dikatakan bersifat wajib, sedangkan yang lainnya bersifat tidak wajib.
4. Kalimat
Yang penting atau yang menjadi dasar penentuan kalimat adalah konstituen dasar dan intonasi final. Konstituen dasar biasanya brupa klausa. Jadi kalu sebuah klausa diberi intonasi final, maka akan terbentuklah kalimat itu.


DASAR-DASAR SEMANTIK
Jenis-jenis makna
a.       Makna leksikal dan makna gramatikal
b.      Makna referensial dan nonreferensial
c.       Makna denotatif dan makna konotatif
d.      Makna konseptual dan makna asosiatif
Relasi makna
a.       Sinonim
Sinonim adalah hubungan sematik yang menyatakan adanya kesamaan makna.
b.      Antonim
Adalah hungan sematik antara dua buah satuan yang maknanya menyatakan kelebihan, pertentangan, atau kontras antara yang satu dengan yang lain.
c.       Polime
Adalah makna yang lebih dari satu.
d.      Homonimi
Adalah dua buah atau satu ujaran yang bentuknya kebetulan sama tetapi makna nya tentu saja berbeda karna masing-masing merupakan kata atau bentuk ujaran yang berlainan.
e.       Heponimi
Adalah hubungan sematik antara sebuah bentuk ujaran yang maknanya tercakup dalam makna bentuk ujaran yang lain.

DASAR-DASAR WACANA
         Menurut kridalaksana, wacana adalah sutuan bahasa terlengkap dalam hirarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi dan terbesar. Menurut Hasan Alwi, wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi satu dengan proposisi lainnya yang membentuk kesatuan.
·         Konteks  Wacana
  Konteks wacana terdiri atas berbagai unsur seperti situasi, pembicara, pendengar, tempat, adegan, topik, peristiwa. Konteks dibedakan menjadi dua macam yaitu konteks situasi dan fisik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar